简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Bank Indonesia (BI) masih dapat menurunkan suku bunga acuannya pada kuartal keempat 2020, kata Ekonom Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy di UOB Group.
{1}
Bank Indonesia (BI) masih dapat menurunkan suku bunga acuannya pada kuartal keempat 2020, kata Ekonom Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy di UOB Group.
{1}
Kutipan Utama
“Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di 4,00% pada pertemuan kebijakan moneter Oktober 2020, yang sejalan dengan perkiraan konsensus. Sebagai akibatnya, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga Fasilitas Simpanan di 3,25% dan suku bunga Fasilitas Pinjaman di 4,75%. BI menegaskan kembali bahwa keputusan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, dengan inflasi diperkirakan tetap rendah.”
“BI tetap menitikberatkan pada pelonggaran kuantitatif melalui penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi, termasuk dukungan BI kepada pemerintah dalam percepatan realisasi APBN 2020.”
Kami masih melihat bahwa BI dapat menurunkan BI 7 Day Reverse Repo rate 25bps lagi di kuartal keempat menjadi 3,75% karena lintasan pemulihan pertumbuhan mungkin lebih lambat dari yang diperkirakan. Namun demikian, kami mengakui bahwa kemungkinan penurunan suku bunga akan dikesampingkan, mengingat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Kami akan meninjau seruan kami setelah rilis data PDB kuartal ketiga 2020 Indonesia pada 5 November 2020. BI memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan dapat menyempit di bawah 1,5% dari PDB tahun ini. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan berada di bawah batas bawah target 2-4% di 2020, dan kembali dalam kisaran target tahun depan. Ke depan, kami masih memperkirakan BI akan melakukan langkah-langkah pelonggaran lainnya untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi, yaitu ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal yang tinggi, penerimaan Pemerintah yang rendah, serta fitur-fitur struktural, seperti PDB per kapita dan indikator tata kelola, yang relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
EUR/USD menyentuh puncak intraday di atas 1,1600 menjelang sesi Eropa hari ini di tengah kekhawatiran beragam. Meski begitu, pembeli ragu untuk mengam
Pada Kamis dini hari, sekitar pukul 03:00 GMT / 10:00 WIB, Bank of Japan (BOJ) akan memberikan keputusan rapat kebijakan moneter rutinnya. Menyusul ke
Perak (XAG/USD) telah menguji support utama di kisaran $21,87/17, yang telah bertahan. Karen Jones, Kepala Tim Riset Analisis Teknis FICC di Commerzba
AVA Trade
GTCFX
IC Markets Global
Pepperstone
GO MARKETS
Saxo
AVA Trade
GTCFX
IC Markets Global
Pepperstone
GO MARKETS
Saxo
AVA Trade
GTCFX
IC Markets Global
Pepperstone
GO MARKETS
Saxo
AVA Trade
GTCFX
IC Markets Global
Pepperstone
GO MARKETS
Saxo